Ketika ada seorang istri yang membagikan pengalaman menyiapkan bekal untuk suami di masa new normal, beragam tanggapan yang datang. Banyak yang merespon positif, namun ada juga yang merespon negatif.
Dari berbagai respon positif, mereka banyak yang mengapresiasi dan ikut berbagi pengalaman mereka. Ada juga yang meminta resep.
Dari sisi mereka yang merespon negatif, mereka rata-rata menyayangkan usaha sang istri yang bela-belain menyiapkan bekal untuk suami. Mana menunya standar tinggi yang bisa menghabiskan modal ratusan ribu cuma buat bekal doang. Iya kalau usaha istri itu dihargai suami, kalau malah dibalas dengan perselingkuhan, gimana? Intinya mereka mengatakan menyiapkan bekal untuk suami adalah sesuatu yang "useless" alias gak ada manfaat, dan nggak guna.
Para feminis ini seperti nggak rela kalau wanita mesti berusaha lebih melayani laki-laki. Katanya nggak perlu sampai segitunya. Ya bayangkan saja bagaimana repotnya menyiapkan bekal. Bangun mesti awal, habis itu beres-beres, siapkan apa yang mesti dimasak, belum lagi prosesnya yang pasti menyita waktu dan tenaga.
Belum lagi sebagaimana menu yang tertera di foto, dan thread yang menyertainya, dikatakan oleh yang punya utasan itu dari usahanya belajar segala resep dan referensi. Dari foto pun terlihat menunya bukan menu biasa yang membuat para feminis makin kebakaran jenggot.
Eh, kok kebakaran jenggot? Feminis kan perempuan dan perempuan nggak ada jenggotnya?
Iya, iya, mereka nggak kebakaran jenggot, tapi tersulut emosi karena ada sesama wanita yang melakukan hal seperti menyediakan bekal, yang bagi mereka unfaedah. We should not treat man like that, katanya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Menyiapkan bekal untuk suami.
Memang kalau ditilik dari usahanya, itu effort-nya lumayan juga. Memasak pagi-pagi dalam rentang waktu yang dimulai dari subuh hari. Enakan tidur, ya kan?
Namun dibalik pengorbanan waktu dan tenaga yang dikeluarkan, banyak manfaat yang para kaum feminis tidak tahu dari menyiapkan bekal suami itu.
Yang pertama, masakan yang dimasak dengan cinta itu beda rasanya. Kayak ada enak-enaknya, sweet-nya, romantisnya dan mesranya. Apalagi itu hasil racikan seorang istri yang setiap kebaikan yang ia lakukan untuk suaminya, akan berbuah pahala.
Masya Allah.
Yang kedua, meski menunya menu istimewa dengan budget luar biasa mahalnya, menyiapkan bekal untuk suami itu ternyata hemat. Meski menunya restoran, tapi harganya nggak seharga porsi makanan di restoran. Dan lagi higienitasnya terjamin, jadi bekal buatan istri itu lebih sehat dan itu mengirit pengeluaran untuk biaya ke rumah sakit efek dari penyakit akibat makan di luar sembarangan.
Makan di luar sembarangan aja bisa sakit, apalagi suami "jajan" di luar, ya kan?😏
Yang ketiga, bisa memupuk rasa cinta antara suami dan istri. Ya iya dong, suami mana yang nggak bahagia hatinya jika disiapkan bekal sama istri. Istri bela-belain bangun subuh hanya demi keperlun perut suami. Mana sebelumnya belajar dengan keras juga memasak masakan enak buat suami. Boro-boro mikir selingkuh, malah yang ada uang belanja bulanan makin gede, pulangnya dari bekerja istri dioleh-olehin, bahkan syukur-syukur kemudian dibikinin restoran. Uwuuuw!
Jadi menyiapkan bekal buat suami bukanlah hal rendah, dan tidak pantas juga dibilang "useless". Pada nyatanya, menyiapkan bekal suami itu bentuk bakti sebagai istri juga dalam rangka menyenangkan hati suami dan menjaga kesehatan suami. Banyak manfaatnya juga bagi hubungan antara suami dan istri.
Makanya, buat yang punya mindset jelek perihal istri menyiapkan bekal untuk suami, perlu merubah mindsetnya agar lebih positif. Barangkali meme di bawah bisa membantu wash your mindset.
0 Comments